Cara Belajar Elektronika

Artikel cara belajar elektronika ini saya kutip dari salah satu sumber ahli elektronik, mari kita simak bersama guna menambah wawasan kita dalam mempelajari elektronika:

Ada baiknya kita coba untuk sedikit berbagi pengalaman tentang belajar elektronika mulai dari dasar. Saya yakin ada banyak para pemula yang masuk ke blog ini. Bagi teman2 yang ingin juga berbagi pengalaman silahkan tulis komentar di bawah, moga aja bisa berguna buat semuanya, ok?

Bagi para pemula jangan berkecil hati, saya yakin kamu pasti bisa memahami bidang elektronik ini, karena saya pun dulu juga sama seperti kamu teman, tidak tau sama sekali dan hanya bengong aja kalo lihat rangkaian elektronika. Yang saya ingat dulu itu ya suka aja lihat komponen yang warna-warni (terutama resistornya). Hijau kuning kelabu, merah muda dan biru, kayak balonku ada lima, hahaha!

Bagaimana cara belajar elektronika yang efektif dan efisien? Cara saya ini mungkin bisa kamu terapkan, meskipun bukan yang terbaik tapi setidaknya bisa menjadi alternatif untuk belajar elektronika mulai dari dasar secara efektif dan efisien.

Tahap awalnya adalah kita harus mengenal dulu berbagai jenis komponen elektronika dan ‘sedikit teori’ elektronika praktis (lebih banyak tahu teorinya tentu akan lebih bagus lagi). Teori ini diantaranya adalah tentang cara kerja dan fungsi komponen2 tersebut (bisa kamu cari di sini dengan menggunakan kotak pencarian di samping kanan itu) serta penerapannya dalam sebuah rangkaian elektronik.

Berikutnya adalah memperbanyak praktek dengan mencoba merakit rangkaian2 elektronika mulai dari yang paling sederhana hingga yang lebih kompleks lagi (beberapa diantaranya bisa kamu temukan di blog ini). Tanpa praktek pastilah teori akan ‘mentah’ bukan?

Jika sudah berhasil merakit suatu rangkaian elektronik, yang artinya rangkaian tsb sudah bisa bekerja dengan baik, kita bisa mulai mulai ‘memodifikasi’ rangkaian itu dengan mengubah beberapa komponennya. Tahap modifikasi rangkaian ini jangan dilakukan secara drastis agar tidak sampai merusakkan komponen2 aktifnya seperti misalnya transistor, IC, dsb. Sebagai contoh misalnya kita membuat sebuah alarm bel yang berbunyi seperti sirine polisi, kita coba ganti beberapa kapasitor atau resistor pada rangkaian tersebut dan kita lihat perubahan suara yang dihasilkannya.

Selanjutnya kita bisa menggabungkan 2 atau lebih rangkaian elektronik menjadi sebuah sistem yang berbeda. Contohnya adalah rangkaian alarm dan lampu otomatis yang terkontrol oleh cahaya, hasilnya adalah sebuah alarm yang akan berbunyi ketika ada cahaya atau sebaliknya berbunyi di saat gelap. Nah sistem yang baru ini bisa kita terapkan misalnya untuk alarm anti pencuri yang akan berbunyi pada saat sinar lampu terhalang oleh bayangan ‘tamu tak diundang’ itu. Atau bisa juga untuk alarm yang akan membangunkan kita di saat hari mulai terang di pagi hari. Menarik bukan?

Yang paling penting adalah ketekunan dan kreatifitas kita untuk berkreasi dalam elektronika.

Apa aja sih peralatan yang kita butuhkan dalam elektronika? Hm… tergantung ama budget dan doku yang kita punya… Sebagai contoh misalnya solder, dari yang termurah yang harganya mungkin cuma 6 ribu perak hingga puluhan ribu bahkan ratusan ribu juga ada. Lalu AVO Meter, ada yang harganya hingga ratusan ribu rupiah.

Jika kita masuk dalam bidang RF, ada alat yang namanya SWR Meter (Standing Wave Ratio) yang mutlak harus kita miliki untuk melihat besarnya daya dari sebuah pemancar radio dan matching antena. Harganya saat ini pasti pada kisaran di atas ratusan ribu rupiah (bahkan yang bekas sekalipun, kecuali bekas kelindas mobil he-he-he!). Mungkin juga perlu pencacah frekwensi / Frequency Counter dan Osciloskop / Osciloscope untuk menganalisa gelombang. Peralatan2 tsb tentulah harganya mahal untuk ukuran kantong anak SMU dan mahasiswa (kecuali mahasiswa S2 dan S3 :-)).

Untuk tahap pemula mungkin dengan memiliki sebuah solder biasa, AVO Meter analog yang ‘murah meriah’ serta satu set elektronik tool kit (yang sudah terdapat di dalamnya peralatan seperti obeng set, pinset, tang jumput, obeng trimmer, timah, penyedot timah, dsb.) sudah cukup memadai. Tool kit ini juga ada yang paling murah sampai yang paling mahal dan komplit, silahkan pilih sesuai ukuran kantong kamu :-). Selain itu budget untuk belanja komponen juga pasti diperlukan.

Setelah mahir di praktek dan modifikasi, nantinya bisa berkembang ke arah Electronic Design (merancang rangkaian elektronika). Dalam tahap ini pastilah dibutuhkan lebih banyak pemahaman yang lebih dalam tentang teori elektronika.

Untuk praktek usahakan menggunakan komponen2 elektronik baru yang kita beli dari toko elektronik karena akan terjamin (meski kadang ada juga yang rusak sebelum terpakai). Alternatif lain kalo kita mau men-sortir adalah dengan mencari di loakan/barang bekas, tapi ini tidak disarankan untuk pemula karena kemungkinan besar banyak yang sudah rusak atau ‘setengah rusak’. Saya pernah juga sih merakit sebuah rangkaian dari komponen barang bekas seperti card2 komputer lama yang saya dapat dari loakan (hayah…ngirit amit!). Dicopotin satu persatu komponen2nya dengan hati2 lalu saya test untuk memilah komponen2 yang masih bagus. Ribet juga, tapi jauh lebih murah:-). Hasilnya? Bisa berfungsi dengan normal tuh meskipun dirakit dari komponen bekas! Saya yakin teman2 lain yang sudah expert juga banyak yang melakukan seperti ini, misalnya pake lampu tabung second hand dsb.
Tapi sekali lagi ini tidak disarankan untuk pemula…

Semakin banyak praktek akan semakin bagus! Tapi prakteknya harus sampai berhasil, jangan asal solder nggak jadi trus ditinggalin begitu seterusnya..:-P. Menggunakan PCB yang sudah jadi akan lebih bagus daripada PCB dot matrix, tapi untuk prototype dan eksperimen biasanya saya menggunakan PCB dot matrix sebelum nantinya membuat PCB yang sebenarnya (kecuali untuk rangkaian2 RF HF dan VHF). Pokoknya banyakin praktek dan pahami cara kerja rangkaiannya.

Biasanya orang suka malas baca penjelasan cara kerja rangkaiannya, maunya langsung aja dapat skema rangkaiannya dan langsung dipraktekin, nggak mau tau cara kerja rangkaiannya gimana pokoknya jadi dan berfungsi normal langsung loncat ke-(tante)-girang-an! He-he-he! Hayo ngaku aja deh…:-). Padahal dengan memahami cara kerja rangkaian akan mampu memodifikasi dan mengembangkannya lebih lanjut dan bahkan malah bisa menciptakan rangkaian baru yang lebih bagus lagi dari rangkaian tsb. Nah, ini yang seharusnya kita kejar bukan?

Kena solder dan ‘kesetrum’? Ah, itu sih udah kenyang kayaknya, he-he-he! Pokoknya ati2 aja kalo kerja teman, apalagi yang langsung pake tegangan dari jala2 listrik, saya pasti tidak berharap ada teman2 yang ‘tersengat’ arus listrik gara2 praktek elektronika!

Dua lagi tips :
1. Jangan mulai merakit sebuah rangkaian jika komponen yang tersedia belum lengkap. Pasti nantinya akan banyak kendala yang kamu hadapi kalo kamu ‘maksa’ mengerjakannya.
2. Ingat waktu teman! Jangan karena keasyikan trus lupa makan, lupa tidur dan bahkan lupa ama pacar… Nggak lucu kan kalo harus putus gara2 HOBBY ELEKTRONIKA, he-he-he!

Ada yang mau bertukar pengalaman juga? Silahkan tulis komentar di bawah.

 

(import from: https://cehaprecious.wordpress.com/)

Tags: , , ,

About Chaidir

Seorang Blogger yang memiliki minat di bidang Web, Design dan Entrepreneur. Saat ini sedang belajar sebagai operator di PT Indonesia Power.

5 responses to “Cara Belajar Elektronika”

  1. MUSIK says :

    top deh fren!

  2. Anonymous says :

    mantep gan…

  3. dony stark says :

    hwaaaaaduhhhhh,,,, lw lupa pcar chiieee takut bnget q,,,, ntar d marahin ma bapak nya… he he he he,,,,./…. huuuhhhhhhhh seru banget bwat robot ,,yaaa,,, uska banget q….

  4. lemos says :

    skrng gue bljr di poli teknik hera..tapi gue malas bljr krn tdk ada dsr2(tamatan dr sma)..bagimn car u/ belajar

    • shintia says :

      maaf kak nompang nanya saya ad tugas dri dosen buat alat elektronika, saya masihh pemula, kira-kira berapa waktu yang saya butuhkan untuk membuat alat itu kak,?? alat yang saya buat sirine polisi?

Leave a reply to shintia Cancel reply